Minggu, 28 Mei 2017

HIDUP Yang memilih KITA

Tidak pernah ada yang berkata ini akan mudah.
Fighting for someone has never been easy. For me. For you. For us. Anyone.
Ketika kamu pikir ini adalah tentang berlari, pada akhirnya hanya akan ada lelah menghantui. Tidak ada yang bisa dipetik dari sesuatu yang terburu-buru. Karena, ini adalah tentang langkah demi langkah. Tidak tidak… lebih sedikit dari itu. Inci demi inci, yang di antara jaraknya terhampar bebatuan, yang di setiap detiknya dingin menyerang memilukan.
Sebelum berlayar, seringnya kita melupakan untuk melihat dari ketinggian. Mercusuar di ujung dermaga, memberikan gambaran jelas kapal-kapal yang karam karena ketidaksabaran. Kabut tebal di tengah samudera, mengelamkan segala yang terlihat di ujung mata. Desir ombak, tak sabar ingin menggulung tanpa kasihan.
Kadang kita lupa, ketika dihantam kenyataan, darah cinta mengalir dalam bentuk air mata dan doa. Namun ini bukan tentang berapa kali kita jatuh, bukan soal berapa kali kita saling menyakiti. Bukan pula tentang siapa yang menang antara ego atau kesalahan.
Ini soal waktu.
Kita hanya bisa melihat apa yang diajarkan hidup, jika kita memberikan waktu padanya, dan melewati segala pedihnya.
Seperti gurun tanpa ujung, namun ada keindahan langit penuh bintang di setiap malamnya. Seperti hujan tanpa reda, tetapi ada ketenangan dalam setiap rintiknya. Seperti dingin yang menusuk, ada hangat dalam temu, tawa, berbalut pelukan.
Kita hanya perlu melewatinya untuk tahu apa yang ada di baliknya.

Meski sama-sama penuh luka dan dengan tangan berlumur air mata, kita terpapah-papah melalui ini semua. Saling bopong melewati waktu. Dan ketika malam datang, langit semu bertanya padaku,
“Mengapa kamu berjalan sejauh ini?”
Tanpa jeda, dengan satu degup jantung, aku tahu apa alasanku sampai segininya.
Karena aku cinta kamu sampai segitunya