Sabtu, 10 Januari 2015

ORGANISASI DAN OTORITAS



Definisi organisasi.
Pengorganisasian menyatukan berbagai macam sumber daya dan mengatur orang-orang dengan teratur, selain mempersatukan oran-orang pada tugas yang saling berkaitan. Pengorganisasian berasal dari istilah organism yang merupakan sebuah entitas dengan bagian-bagian yang terintegrasi dimana hubungan mereka satu sama lain saling berkaitan secara utuh. Bisa juga diartikan sebagai sebuah tindakan yang mengupayakan hubungan prilaku efektif antara orang-orang yang dapat bekerjasama secara efisien sehingga memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas tertentu dalam lingkungan tertentu untuk mencpai tujuan dans sasaran tertentu.

Pentingnya pengorganisasian.
Adanya pengorganisasian akan menyebabkan lahirnya sebuah struktur organisasisebagai wadah yang bisa menggabungkan setiap aktiftas dengan teratur. Salah satu tugas pengorganisasian adalah mengharmoniskan suatu kelompok orang-orang berbeda, memperemukan bermacam-macam kepentingan dan memanfaatkan fotensi individu anggota oragnisasi kedalam suatu tujuan yang telah disepakati bersama.

Otoritas dalam organisasi.
Otoritas bisa diartikan kekuasaan resmi dan legal untuk menyurh fihak laian bertindak dan taat kepada pihak yang meilikinya. ketaaatan lahir bisa melalui persuasi, sanksi-sanksi, permohonanan, paksaan dan kekuatan. otoritas juga berkaitan dengan kekuasaan sebagai suatu pengaruh yangkuat yang bersifat mengendalikan atas pengarahan prialku seseorang. otoritas juga bisa diterima oleh bawahan dengan alasan untuk mencapai persetujuan dan diterima oleh pekerja lainnya. untuk memberikan sumbangsih kepada suatu tujuan yang dianggap berfaedah, gunamenghindari diterapkannya tidandakan disipliner, agar tidnakan sesuai dengan standar-standar moral yang berlaku selain untuk memperoleh balas jasa.
Ada berbagai macam otoritas yaitu
a).Otoritas garis (line authority)
hubungan otoitas atasan-baahan, dimana seorang atasan mengambil keputusan dan memberitahukannya kepada seorang bawahan yang kemudian membuat keputsuan dan memberitahukannya kepada seorang bawahan lagi dan seterusnya membnetuk sebuah gars dari puncak sampai tingkatterbawah sebuah struktur organisasi.
b) otoritas staft
perkataan staf secara arfiah berarti sebuah tongkat yang dipegang untuk menunjang tubuh. maka oleh karenanya otoritas staf semuala berarti otoritas yang dipergunakan untuk menunjang otoritas garis. staf diartikan bantan dan ia tujukan untuk membantu fihak yang memiliki otoritas.
Organisasi Pendidikan”
Secara umum pengertian pengelolaan pendidikan adalah aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Di dalam pengelolaan pendidikan terdapat beberapa fungsi seperti fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, pemotivasian, dan pengawasan. Salah satu yang cukup penting ialah fungi pengorganisasian. Dengan pengorganisasian, kegiatan-kegiatan pendidikan dapat disusun sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh orang-orang yang bertanggug jawab dengan efisien dan lancer, dengan ini tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya akan dengan mudah tercapai.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa manusia adalah mahluk sosial. Keberadaan manusia di dunia ini tidak ada yang luput dari keanggotaan suatu organisasi. Organisasi merupakan sebuah wadah dimana orang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan bersama. Namun pemahaman akan organisasi kini tidak lagi sebagaia suatu wadah organik dari orang-orang yang berkumpul untuk suatu tujuan, tetapi berkembang pada interaksi orang untuk maksud tertentu. Kemestian manusia dewasa ini berada dalam suatu organisasi ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan lebih efektif dan efisien, bukan semata-mata kondisi yang kebetulan. Efektifitas dan efisiensi ini dapat digambarkan sebagai 100 lidi yang diikat secara bersamaan akan memiliki kekuatan yang lebih besar untuk membersihkan halaman dari pada 100 lidi yang digunakan secara terpisah atau masing-masing.
Pendidikan sebagai investasi dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan upaya yang dilakukan dalam konteks organisasi. Pendidikan memiliki tujuan yang harus dicapai yang disebut dengan tujuan pendidikan. Dan pencapaian tujuan ini akan lebih efektif dan efisien jika dilakukan dengan menggunakan pendekatan organisasi.
Penyelenggaraan pendidikan dalam sebuah organisasi menunjukkan bahwa keberadaan organisasi pendidikan tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Maka keberlangsungan proses pendidikan menjadi dasar bagi penetapan tujuan sekolah (sebagai sebuah organisasi). Penyelenggaraan pendidikan tidak mungkin dilakukan di luar organisasi. Apa pasal? Karena penyelenggaraan pendidikan di seluruh dunia sudah diatur oleh sebuah organisasi yang disebut negara. Jadi manusia sebagai warga negara tidak bisa terlepas dari aturan negara. Setiap sekolah dimanapun harus mengikuti sistem penyelenggaraan pendidikan sebagimana diatur dalm perundang-undangan negara tempatnya berada. Di Indonesia, setiap lembaga pendidikan harus mengikuti Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

A. Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian
Organisasi didefinisikan secara beragam oleh para ahli berdasarkan sudut pandang dan waktu mendefinisikan. Gibson, Ivancevich, dan Donnelly mendefinisikan organisasi sebagai “wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri”.
Sementara Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel mengartikan organisasi dalam tiga pandangan, yaitu rational, natural, dan open sistem. A rational-sistems perspective views organization as formal instruments designed to achieve organizational goals; structure is the most important feature. A natural-sistems perspective views organization as typical social groupas intent on surviving: people are the most important aspect. An open-sistems perspective has the potential to combine rational and natural elements in the same framework and provide a more complete perspective.
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu sistem interaksi antar orang yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi, dimana sistem tersebut memberikan arahan perilaku bagi anggota organisasi.
Sementara pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya. Di dalam pengorganisasian terdapat adanya pembagian tugas-tugas, wewenang, dan tanggungjawab secara terinci menurut bidang-bidang dan bagian-bagian, sehingga terciptalah adanya hubungan kerjasama yang harmonis dan lancer menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. (Ngalim Purwanto, 2002).
Pengorganisasian sebagai salah satu fungsi pengelolaan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama (H. Afifuddin, 2005). Sedangkan Sondang P. Siagian (1982) merumuskan pengorganisasian sebagai keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggungjawab dan wewenang sedemikianrupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan tang telah ditentukan.
Pengorganisasian sebagai fungsi pengelolaan pendidikan menjadui tugas utama bagi para pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah. Kita mengetahui bahwa kegiatan sekolah sehari-hari terdapat bermacam-macam jenis pekerjaan yang memerlukan kecakapan dan keterampilan yang berbeda-beda. Keagaman tugas dan pekerjaan semacam itu tidak mungkin dilakukan dan dipikul sendiri oleh seorang pemimpin. Kecajkapan kepala sekolah dalam mengorganisasi tugas-tugas inilah yang dibutuhkan agar tercipta adanya kerjasama yang harmonis dan lancer. Yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain ialah bahwa pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab hendaknya disesuaikan dengan pengalaman, bakat, minat, pengetahuan dan kepribadian masing-masing.
Pengorganisasian diperlukan untuk menghindari adanya tumpang tindih dalam pekerjaan, perlimpahan wewenang, dan penyelesaian permasalahan yang ada dalam organisasi. Dalam program pendidikan di sekolah terdapat berbagai jenis kegiatan yang harus saling menunjang. Karena itu, diperlukan tindakan pengorganisasian yang efektif agar kegiatan tidak berdiri sendiri-sendiri. Tidak boleh ada pengutamaan salah satu jenis kegiatan karena semuanya memberikan kontribusi yang sama dalam pencapaian tujuan. Pengorganisasian juga tidak hanya dibutuhkan dalam unit yang ada, melainkan antar personal yang terlibat di dalamnya. Dengan adanya pengorganisasian yang efektif dan menimbulkan kerjasama yang efektif sehingga tujuan yang diharapkan segera dapat tercapai.

B. Prinsip Organisasi Pendidikan
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpuylkan beberapa prinsip dalam organisasi, antara lain :
1. Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas;
2. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab; Harus ada pembagian kerja dan penugasan kerja;
3. Organisasi harus professional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan, atau terjadi keseimbangan antara tugas, tanggung jawab, dan kekuasaan;
4. Asas kesatuan komando; dalam arti terdapat kesatuan pimpinan dimana setiap orang dibatasi menerima perintah dari satu orang atasannya saja.
5. Asas komunikasi; bahwa sesuatu kebijaksanaan yang mengandung tujuan atau misi dari organisasi harus diberitahukan kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab mencapainya.
6. Pengamatan pemimpin terhadap pelaksanaan tugas organisasi;
7. Prinsip kontinuitas, artinya segala pekerjaan tidak boleh terhenti;
8. Prinsip koordinasi; bahwa suatu koordinasi yang sempurna hars dipelihara dalam organisasi.
9. Pemimpin tidak membedakan petugas dalam suatu unit kerja;
10. Prinsip kelayakan; bahwa setiap atau bagian dari organisasi itu haruslah dipimpin oleh seorang pimpinan yang cakap.
11. Prinsip mengenal kode etik organisasi;
12. Organisasi harus mencerminkan rentang control.
13. Organisasi harus fleksibel dan seimbang.
14. Sumber daya seperti uang dan bahan materil yang ada harus dibagi secara adil dan merata kepada phak-pihak yang memerlukannya.
15. Perlu adanya pertanggungjawaban terus menerus terhadap hasil-hasil kerja yang diperoleh (pronsip akuntabilitas).
16. Organisasi hanyalah alat, karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan tuntutan dan situasi.

C. Proses Pengorganisaian Pendidikan
Proses pengorganisasian adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk membentuk suatu organisasi. Proses tersebut meliputi beberapa tahap, sebagai berikut :
1. Merinci pekerjaan. Menmentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
2. Pembagian kerja. Membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perseorangan atau kelompok.
3. Penyatuan pekerjaan. Menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara yang rasional dan efisien (departementalisasi).
4. Koodinasi pekerjaan. Menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam suatu kesatuan yang harmonis.
5. Monitoring dan reorganisasi. Mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas, karena pengorganisasian merupakan proses yang berkelanjutan, maka diperlukan penilaian ulang terhadap keempat langkah sebelumnya.

D. Tipe/ Bentuk Organisasi Pendidikan
Tipe/ bentuk organsisasi dapat berbeda bergantung dari aspek atau sudut pandang kita melihatnya. Berdasarkan sifat hubungan pribadi orang-orang yang ada di dalamnya, organisasi dibedakan menjadi organisasi formal dan informal.
Organisasi formal adalah setiap bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih yang diastur dan dilaporkan secara resmi dalam rangka mencapai tujuan bersama. Sedangkan organisasi informal merupakan sisi lain yang berada dalam organisasi formal yang memepengaruhi tumbuh kembangnya hubungan dan aktivitas antara orang-orang dalam struktur organisasi. Organisasi ini terbentuk dari tingkah laku, perasaan, hasrat, dan hubungan yang bersifat pribadi antara orang-orang.
Dilihat darai sisi kepemilikan dan pengelolanya, terdapat organisasi swasta dan pemerintah. Dilihat dari bidang kegiatannya, dapat dibedakan antara organisasi politik, social, pemuda, dan lain-lain. Dari jumlah orang yang memegang tampuk pimpinan, dapat dibedakan menjadi bentuk tunggal dan komisi. Bentuk tunggal ialah pucuk pimpinan berada di tangan satu orang, sedang komisi dalam hal ini pimpinan merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang.
Dilihat dari segi wewenang, tanggung jawab, serta hubungan kerja dalam organisasi, dapat dibedakan menjadi :
1. Organisasi Garis
Pengelolaan yang berkaitan dengan tugas-tugas perencanaa, pelaksanaan, dan pengawasan berada di satu tangan dan garis kewenangan langsung dari pimpinan kepada bawahannya.
2. Organisasi Garis dan Staf
Organisasi tipe ini biasanya digunakan untuk organisasi yang besar, daerah kerjanya luas, dan mempuyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam atau rumit.
3. Organisasi Panitia
Beberapa ciri organisasi ini antara lain memiliki tugas tertentu dan jangka waktu berlakunya terbatas, seluruh unsure pimpinan duduk dalam panitia, tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif.
4. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan macam fungsi yang harus dilaksanakan.

E. Koordinasi dan Konflik dalam Organisasi Pendidikan
Komunikasi merupakan kunci yang paling penting dari koordinasi yang efektif. Suatu organisasi sangat memerlukan koordinasi yang baik. Koordinasi adalah proses pemanduan tujuan dan kegiatan unit-unit yang terpisah, departemen atau bidang-bidang fungsional dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organsisasi secara efisien.
Dengan demikian, untuk dapat menggerakkan bawahan, seorang pemimpin harus dapat melakukan koordinasi yaitu menghubungkan, menyatupadukan, dan menyelaraskan hubungan antara orang-orang, pekerjaan-pekerjaan, dan satuan-satuan organisasi yang satu dengan yang lain, sehingga semuanya berjalan harmonis.
Agar koordinasi ini dapat berjalan dengan mulus maka diperlukan tiga syarat pokok, yaitu : (1) Adanya wewenang tertinggi, yang berfungsi sebagai pemberi arah. (2) Adanya kesediaan bekerja sama antara anggota karena merasa adanya tujuan bersama yang ingin dicapai, dan (3) Adanya keyakinan yang sama yang dihayati oleh semua anggota.
Pertemuan antara manusia, baik dalam konteks individu maupun organisasi sangat diperlukan untuk saling memenuhi seluruh kebutuhan pihak-pihak yang bersangkutan. Namun di pihak lain, pertemuan-pertemuan tadi akan menimbulkan pula perbedaan kepentingan, perbedaan keinginan, dan perbedaan pandangan, yang pada giliannya akan menyebabkan terjadinya ketegangan-ketegangan antar pihak. Selanjutnya, ketegangan ini akan menjurus kepada terjadinya konflik atau benturan. Konflik dapat dipahami sebagai keadaan pertentangan antara dorongan-dorongan yang berlawanan, yang ada sekaligus bersama-sama dalam diri seseorang.
Jika dilihat dari sisi pendidikan, maka secara sederhana konflik dalam organisasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu benturan, atau ketidaksetujuan, suatu konfrontasi, pertengkaran, antara dorongan-dorongan yang berlawanana yang dapat terjadi secara perorangan maupun kelompok di dalam lingkungan pendidikan.
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya konflik dalam organisasi pendidikan diantaranya : Salah paham, Perasaan sensitive, Tujuan, Struktur organisasi yang longgar, Perbedaan pandangan, Kebutuhan, Ego manusia, Perbedaan pendapat, dan Komunikasi yang salah.
Untuk mencegah terjadinya konflik, pimpinan seharusnya melakukan beberapa tindakan agar penyebab konflik dapat terdeteksi sedini mungkin, yaitu :
1. Menciptakan komunikasi timbal balik.
2. Menggunakan jasa pihak ketiga.
3. Menggunakan jasa pengawas informal.

Jadi, organisasi adalah suatu sistem interaksi antar orang yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi, dimana sistem tersebut memberikan arahan perilaku bagi anggota organisasi. Pandangan organisasi saat ini tidak lagi sebagai mesin birokrasi tetapi sebagai sistem sosial. Sementara pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya. Tugas mengorganisasi ini di tingkat sekolah adalah kewajiban kepala sekolah.
Pandangan organisasi seagai sistem sosial adalah pandangan formal, namun keberadaan organisasi formal tidak dapat menghindari keberadaan organisasi informal. Keberadaan keduanya merupakan suatu sinergi upaya pencapaian tujuan organisasi. Dalam konteks ini, organisasi formal dicirikan oleh tiga dimensi utama, yaitu kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Keberagaman dalam dimensi struktur organisasi ini kemudian membawa implikasi pada keragaman desain organisasi.
Sekolah sebagai suatu organisasi juga dipandang sebagai sistem sosial yang terbuka terhadap lingkungan organisasi. Upaya untuk merespon dan memenuhi berbagai tuntutan dan perkembangan lingkungan, termasuk pelanggan sekolah adalah dengan menjadikan sekolah sebagai learning organization yang diwujudkan melalui dukungan organisasi yang kuat terhadap pengembangan dan perbaikan secara terus menerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar